Dalamhal ini, metodologi pembelajaran pada Pesantren Salaf meliputi (1) Sorogan, (2) Wetonan atau bandungan, (3) Halaqoh, (4) Hafalan atau tahfizh, (5) Hiwar atau musyawarah, (6) Bahtsul masa'il (Mudzakaroh), (7) Fathul Kutub, (8) Muqoronah dan (9) Muhawarah / Muhadatsah Sistem Pengajaran Pondok Pesantren Pondok pesantren banyak berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, baik kiai maupun santri turut serta membela kemerdekaan Indonesia. Pembentukan Laskar Hizbullah pada masa pendudukan Jepang menjadi salah satu bukti bahwa pesantren mampu untuk membentuk pribadi pemuda yang nasionalis. Pembentukan Laskar Hizbullah merupakan inisiatif dari Wahid Hasyim dengan alasan untuk memberi pelatihan kemiliteran kepada para santri sebagai bentuk pertahanan dalam negeri serta mempertahankan ajaran agama Ilham, 2015. Pasca proklamasi kemerdekaan Laskar Hizbullah melebur menjadi bagian dari Tentara Nasional Indonesia dimana panglima Laskar Hizbullah yaitu Zainul Arifin mendapatkan pangkat Mayor Jenderal Nafi, 2015. Setelah proklamasi peranan pesantren tidak terhenti begitu saja. Para ulama turut memprakarsai terbentuknya fatwa Resolusi Jihad pada 20 Oktober 1945 sebagai reaksi para santri dan kiai atas keputusan sekutu bersama NICA dan AFNEI yang ingin menjajah Indonesia kembali pasca kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, dan juga jawaban atas permintaan saran yang diajukan Bung Karno kepada Hadratusyaikh Pondok Pesantren Tebuireng, 2015. Resolusi Jihad juga menjadi fondasi bagi perjuangan rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. Kontribusi para kiai dan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan membuktikan bahwa pesantren merupakan ujung tombak pendidikan di Indonesia dan tidak bisa dipandang sebelah mata. Lalu sebenarnya bagimana sistem pengajaran di pondok pesantren?. Berikut akan mengulas tentang sistem pengajaran pondok pesantren. Sistem pengajaran atau pembelajaran pada pondok pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama namun juga memuat aspek moral-moral sufistik dimana para santri diajarkan mengenai apa saja yang dianggap penting dan berharga dalam hidup dan apa saja yang dianggap remeh. Sehingga para santri dapat mensyukuri apapun yang terjadi dalam hidupnya dan mampu mengahargai orang lain seremeh apapun pekerjaannya. Penerapan moral dan nilai sufistik ini juga diterapkan dalam kebudayaan Jawa dimana para cendekiawan dan sastrawan Jawa menyisipkan konsep hakikat, syari’at dan ma’rifat dalam karya mereka berupa suluk, serat wirid, dan primbon Nurhidayati,2010. Sistem pembelajaran yang terintegrasi antara ilmu pengetahuan dengan moral sufisme ini akan membuat para santri memiliki sikap mental positif yang dapat membantu para santri dalam menjalani kehidupan. Sistem Pengajaran Pondok Pesantren Dalam Keseharian Kegiatan sehari-hari santri selain diisi dengan mengikuti kegiatan belajar mengajar santri dituntut untuk mengikuti kegiatan-kegiatan pondok, dari shalat berjamaah hingga doa bersama. Kegiatan semacam ini selain mendekatkan diri kepada Tuhan, juga membentuk sikap disiplin dalam diri santri. Sistem pendidikan di lingkungan pesantren juga menerapkan konsep untuk peduli pada lingkungan sekitar, seperti yang dilakukan oleh Pesantren Langitan dengan membuat rembesan air di 100 lokasi sekitar lingkungan pesantren untuk mencegah terjadinya luapan air dari sungai Bengawan Solo ketika terjadi hujan deras Zuhriy, 2011. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan yang diterapkan di lingkungan pesantren mampu untuk membentuk karakteristik pemuda yang peduli dengan masyarakat sekitar dan mampu memberi manfaat bagi lingkungannya. Sudah selayaknya pendidikan pondok pesantren diupayakan keberlangsungannya. Sejarah pesantren yang sedemikian panjang dalam membentuk pendidikan Indonesia menjadi bukti bahwa keberadaannya patut untuk dipertahankan. Pola pendidikan serta nilai-nilai yang ditanamkan kepada para santri terbukti mampu untuk menciptakan cendekiawan yang berkontribusi dalam kemajuan bangsa Indonesia. Keberadaan santri dengan kapasitas ilmu serta nilai moral yang melekat dalam dirinya bisa menjadi solusi atas permasalahan erosi moral anak bangsa dewasa ini Maka, pemerintah serta masyarakat patut untuk memberikan apresiasi terhadap keberadaan pesantren demi kemajuan bangsa Indonesia. Demikianlah pembahasan mengenai tulisan “Sistem Pengajaran Pondok Pesantren” Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca yang sedang mencari refrensi tentang “Sistem Pengajaran Pesantren”.
AbdurrahmanWahid menjelaskan ada tiga unsur yang sangat khas dalam dunia pesantren dalam menata nilai pendidikanya, yaitu; 1) Kepemimpinan kyai, baik dengan kepemimpinan dengan masyarakat atau dengan kyai yang lain, hal ini penting sebab ia menunjukkan bagaimana kyai memlihara hubungan sejawat (peer-relationship).
pendidikankarakter yang ada di pesantren benar-benar mampu dilaksanakan dengan baik. Contoh pendidikan karakter di pesantren yang ditunjuk oleh Sauri adalah disiplin, menurutnya nilai kedisiplinan yang ada di pesantren lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah biasa. Karena santri di pesantren disiplin dalam berbagai hal dan mereka sangat
d Tahapan-tahapan Pelaksanaan Pembelajaran. Agar pelaksananaan pembelajaran sistematis maka para pakar pendidikan membaginya kedalam tiga tahapan. Menurut Mulyasa 2006: 243 pelaksanaan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir yang rinciannya adalah: 1 Kegiatan awal a Menciptakan lingkungan dengan salam pembuka dan berdoa. b
sistembandungan (bandongan atau wetonan) dibangun di atas filosofis, bahwa 1) pendidikan yang dilakukan secara berjamaah akan mendapatkan pahala dan berkah lebih banyak dibandingkan secara individual, 2) pendidikan pesantren merupakan upaya menyerap ilmu dan barokah sebanyak-banyaknya, sedangkan budaya "pasif" (diam dan mendengar) adalah sistem
Marikita lanjutkan membahas metode-metode pembelajaran di lingkungan Pondok Pesantren. Jika belum melihat bagian pertama, silakan baca Metode Pembelajaran di Pesantren bagian pertama. 5. Metode Hapalan (Muhafazhah) Metode hapalan ialah kegiatan belajar santri dengan cara menghapal suatu teks tertentu di bawah bimbingan dan pengawasan Kyai/ustadz. Para santri diberi tugas untuk menghapal
ZamakhsyariDhofier merinci tujuan pendidikan pesantren meliputi meninggikan moral, melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai- nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan tingkah-laku yang jujur dan bermoral, dan mempersiapkan para santri untuk hidup sederhana dan bersih hati119. KG7p.
  • no7a27dmin.pages.dev/265
  • no7a27dmin.pages.dev/251
  • no7a27dmin.pages.dev/336
  • no7a27dmin.pages.dev/16
  • no7a27dmin.pages.dev/1
  • no7a27dmin.pages.dev/5
  • no7a27dmin.pages.dev/321
  • no7a27dmin.pages.dev/33
  • no7a27dmin.pages.dev/127
  • jelaskan sistem pembelajaran yang dilaksanakan di pesantren